Adakah dari anda yang bebas dari bullying hari ini ? Adakah tempat di mana lingkungan sama sekali bersih dari tindakan bullying ? Adakah anda yang sama sekali tidak pernah mengalami SALAH SATU perlakuan berikut: dituduh, difitnah, sering disalahkan, terlalu banyak dikritik dengan tajam dan menyakitkan, dijuluki dengan julkan negatif (labelling), dilecehkan, dibentak, dihina ? Atau yang berbentuk fisik: dipukul, dijewer, dicubit, ditinju, didorong, ditendang, ditengkas, dijitak, didorong kepala, ditarik alis mata, dilempar penghapus, kapur, sepatu, sapu dan buku, dijemur di panas atau hujan, disuruh lari, push up, merangkak, berdiri di depan kelas, dipalak, diospek?
Bullying merupakan salah satu tindak kekerasan yang dapat terjadi kepada siapa pun dan di mana pun, ini dapat terjadi dari atasan kepada bawahan, antara karyawan dengan karyawan, dari kepala sekolah kepada guru, antarguru, guru kepada murid dan antara murid dengan murid.
Jika terjadi pada murid di sekolah ini makin parah, sebab ternyata jika Anda komunikasi dengan guru-guru di sekolah, banyak dari mereka yang tidak menyadari hal ini terjadi di luar kelas pembelajaran mereka. Akibat kurang menyadari dampak negatif tersebut, para guru tidak secara efektif mengatasi masalah bullying di sekolah. Bahkan, ada kalanya para guru juga melakukan bullying pada siswa dalam rangka mendidik dan menegakkan disiplin (disiplin salah kaprah).
Celakannya, sebagian besar guru hampir tidak tahu kejadian ini. Padahal apa yang terjadi di luar kelas pembelajaran ini bisa berdampak besar buat perkembangan mental seorang anak dan bisa merusak semua hal yang sudah diajarkan di dalam kelas.
Akibat orang dewasa (guru) juga mendiamkan, pada sesama teman-teman murid pun (peer group) menjadi cenderung demikian. Dalam setiap kejadian bullying biasanya ada orang yang menjadi korban, pelaku dan ‘bystander’ (siswa lain yang melihat atau berada di lokasi pada saat bullying terjadi). Bystander adalah orang yang mungkin memberi semangat kepada pelaku bullying, berada di sekitar tempat kejadian dan hanya menonton, atau pergi menjauh dari tempat kejadian. Hal ini tidak menolong si korban, atau menghentikan terjadinya peristiwa tersebut.
Apakah solusinya berarti kita harus ‘melarikan diri” dari itu semua ? Pindah sekolah, pesantren, dan lain-lain ? Pertanyaannya, apakah dijamin bahwa di pesantren dan di sekolah lain anak-anak juga tidak akan mendapatkan hal yang sama ?
Karena tidak ada jaminan tadi, sebagian orangtua akhirnya saking tidak percayanya dengan sistem pendidikan formal dan nonformal seperti itu memutuskan untuk menyekolahkan anaknya dengan pendidikan informal di rumah. Apa yang kerennya disebut homeschooling. Ada banyak motif mengapa orangtua membuat homeschooling tentunya. Tapi ditengarai ini juga menjadi salah satu motif saja: kekhawatiran bullying yang tidak bisa dideteksi oleh guru dan pengelola sekolah yang berdampak negatif terhadap mental anak, selain tentu karena ketidakpuasan terhadap sistem pembelajaran di sekolah formal dan nonformal tadi. Ya kalau pun anak tidak mendapatkan bullying dari lingkungan belajar formal karena memutuskan homeschooling, tidak ada jaminan pula ia tidak mendapatkan bullying saat bersosialisasi dengan teman sepermainan.
Karena itu cara terbaik adalah bukan menghindari bullying atau lari dari kenyataan itu semua.
Cara terbaik meladeni pembully adalah...
• JANGAN DILADENI.
Sebab apapun ucapan atau komentar kita, mereka selalu punya bahan-bahan berikutnya untuk terus mengolok-olok kita.
• Jangan memberi penjelasan atau klarifikasi.
Misalnya nih, Anda berbuat sesuatu, lalu mereka menyalahkan Anda dan minta penjelasan, "Kenapa Anda melakukan itu?" Atau, "Anda kok goblog banget melakukan itu? Harusnya Anda melakukan seperti bla.. bla..bla..."
Mendengar atau membaca komentar seperti itu, Anda mungkin tergoda untuk memberikan penjelasan, mengutarakan berbagai alasan. Tapi percayalah, lebih baik tahan diri. Tak perlu memberi penjelasan atau argumen atau klarifikasi apapun. Diam saja. Sebab argumen apapun yang Anda lontarkan, mereka akan terus membantahnya dan kembali membully Anda dengan ucapan-ucapan yang lebih menyakitkan.
•Anda dituduh? Difitnah? Dihasut? Lalu Anda diolok-olok karena hal itu?
Jika ya, cara terbaik untuk menangkisnya adalah DIAM SAJA. NO COMMENT. Sebab semakin Anda membela diri, mereka akan menggunakan setiap pembelaan Anda sebagai bahan olok-olok berikutnya.
Seperti itulah para haters. Apapun yang kita perbuat, pasti selalu salah di mata mereka. Karena itu, tak perlu menghiraukan komentar-komentar miring dari siapapun. Selama kita yakin benar. Saya yakin, apapun yang saya perbuat, apapun yag saya katakan, pasti komentar-komentar miring akan selau hadir. Karena itu, lebih baik cuek saja. Yang penting yakin dengan yang kita lakukan dan ucapkan.
Sebenarnya mereka adalah fans berat kita, yaa… mereka dengan semangat selalu memperhatikan kita secara detail lalu mencari kekurangan kita dan memberi tau bahwa kita harus bangkit dan berkarya dari kekurangan kita tersebut.